LAPORAN HASIL OBSERVASI PERUBAHAN SOSIAL DI DESA PAMOTAN DAN PANCUR.
Apakah kamu tahu apa itu perubahan sosial itu? Perubahan sosial adalah sebuah bentuk dari peralihan tata kehidupan masyarakat yang berubah, berlangsung secara terus menerus karena sifat yang dimiliki sangat dinamis dan dapat terus berubah.
Dalam setiap kehidupan masyarakat pasti
selalu mengalami proses perubahan karena pada dasarnya kehidupan sosial adalah dinamis. Perubahan sosial dapat berupa perubahan kecil maupun sampai pada taraf perubahan sangat besar yang mampu memberikan pengaruh bagi kehidupan masyarakat. Perubahan sosial tersebut akan nampak apabila adanya perbedaan antara keadaan tertentu dalam jangka waktu yang berbeda. Karena itu, saya dan teman-teman melakukan pengamatan di desa Pamotan dan Pancur, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Kami berkeliling di daerah pamotan untuk mencari bahan penelitian sosiologi.
Hal-hal yang kami amati berkaitan dengan perbedaan tradisional dan modern dengan mengambil pokok pengamatan meliputi:
1. Perabot Rumah Tangga
2. Gaya Busana
3. Gaya Rumah
4. Transportasi/Teknologi
Di daerah Pamotan lumayan sulit untuk menemukan bentukan atau barang-barang kuno, sedangkan untuk menemukan bentukan atau barang-barang modern sangat mudah.
Berikut merupakan contoh-contoh perubahan yang kami amati dari zaman ke zaman.
PERUBAHAN PERABOT RUMAH TANGGA
Tak hanya zaman yang terus berkembang, barang pun akan alami perubahan seiring dengan perkembangan zaman. Bentuk barang yang semakin modern dan multifungsi adalah salah satu bukti jika barang juga mengalami perkembangan. Barang yang kualitasnya semakin baik tentunya akan memudahkan seseorang ketika digunakan. Bentuk barang pun akan semakin kekinian dan berbeda jauh dengan bentuk barang zaman dahulu yang terlihat ‘jadul’ jika digunakan di masa sekarang.
Contoh perbedaan perabotan rumah tangga zaman dulu dan sekarang:
•Tempat Nasi –> •Magic Jar
•Cobek –> •Blender
•Pawon –> •Kompor Gas
Berikut penjelasan perbedaan perabotan yang digunakan pada zaman dulu dan sekarang:
PERABOTAN RUMAH TANGGA ZAMAN DULU
•Tempat Nasi
Gambar dibawah termasuk salah satu contoh dari perubahan sosial, yaitu tempat nasi zaman dulu atau bisa disebut bakul nasi. Barang itu terbuat dari bambu yang dianyam oleh seseorang yang sudah berpengalaman.
Anyaman bakul merupakan kerajinan tradisional masyarakat. Bakul yang dihasilkan pengrajin di desa terbuat dari bambu dan rotan. Pembuatan bakul dari bambu dikarenakan bahan bambu mudah diperoleh di sekitar tempat tinggal pengrajin. Wakul tersebut bisa didapatkan di pasar tradisional. Wadah itu hanya bisa digunakan untuk tempat nasi.
PERABOTAN RUMAH TANGGA ZAMAN MODERN
–> Magic Jar
Alat tersebut adalah magic jar. Alat yg kita gunakan di zaman modern. Seperti gambar dibawah, alat tersebut terbagi menjadi dua fungsi :
1. Digunakan untuk menanak nasi (rice cooker)
2. Digunakan untuk menghangatkan nasi/keep warm (Magic Jar)
Orang awam mungkin menganggap bahwa rice cooker, magic jar adalah dua nama berbeda yang sama-sama berfungsi untuk memasak dan menghangatkan nasi.
Jika kamu beranggapan sama seperti pandangan di atas, maka itu kurang tepat. Baik rice cooker dan magic jar keduanya memiliki fungsi yang tidak sama seutuhnya.
Rice cooker adalah teknologi pertama alat elektronik yang berfungsi untuk memasak nasi. Orang-orang hanya perlu memasak nasi dengan cara mencampurkan beras dan air ke wadah atau panci rice cooker, selanjutnya mereka tinggal menekan tombol memasak nasi.
Seperti beberapa penjelasan yang ada di soal rice cooker, magic jar merupakan inovasi alat elektronik untuk menghangatkan nasi atau menjaga nasi tetap hangat setelah rice cooker yang dahulu belum bisa berfungsi menghangatkan nasi. Bisa dikatakan bahwa alat elektronik yang hanya berfungsi menghangatkan nasi seperti magic jar sudah tidak diperlukan dan dijual di pasaran. Peran dari magic jar saat ini sudah ditanamkan ke dalam rice cooker.
PERABOTAN RUMAH TANGGA ZAMAN DULU
• Cobek
Gambar dibawah yaitu tumbuk. Alat zaman dulu yang biasa digunakan untuk menghaluskan bumbu masakan, seperti membuat sambel.
Cobek dan ulekan adalah sepasang alat yang telah digunakan sejak zaman dulu untuk menumbuk, menggiling, melumat, mengulek, dan mencampur bahan-bahan tertentu, seperti bumbu-bumbu dapur. Istilah cobek merujuk kepada sejenis mangkuk sebagai alas untuk kegiatan menumbuk atau mengulek, sementara ulekan merujuk kepada benda tumpul memanjang seperti pentungan yang dapat digenggam tangan untuk menumbuk atau mengulek suatu bahan. Baik cobek ataupun ulekan biasanya dibuat dari bahan yang keras, misalnya kayu keras, batu, keramik, atau logam.
PERABOTAN RUMAH TANGGA ZAMAN MODERN
–> Blender
Dizaman sekarang, banyak orang yang sudah menggunakan blender. Ada juga yang masih menggunakan cobek untuk menghaluskan bumbu masakan. Namun dengan adanya blender ini, kita juga bisa membuat hal lain selain menghaluskan bumbu. Kita bisa membuat jus buah yang segar. Berikut penjelasan tentang blender:
Blender merupakan salah satu peralatan elektronik dapur yang wajib dimiliki di setiap rumah. Seperti namanya, blender merupakan alat untuk menghaluskan atau melumatkan bahan makanan. Sebuah wadah yang dilengkapi dengan pisau berbentuk baling-baling didalamnya, guna untuk mengaduk, mencampur, menghaluskan, dan melunakkan bahan makanan. Pisau ini berputar dengan cepat dengan bantuan aliran listrik. Sebuah kabel yang dicolokkan di stopkontak menghantarkan aliran listrik sehingga dapat membuat pisau itu berputar. Kecepatan dalam blender juga bisa diatur sesuai tingkatannya.
PERABOTAN RUMAH TANGGA ZAMAN DULU
•Pawon
Gambar dibawah ini adalah salah satu contoh dapur zaman dulu, yang masih menggunakan bahan bakar kayu.
Sebelum ada kompor gas, sebagian besar masyarakat, terutama di pedesaan menggunakan pawon untuk memasak. Pawon berasal dari Bahasa Jawa, yaitu kata “awu” yang berarti abu. Penambahan awalan “pa” dan akhiran an menunjukkan tempat.
Dalam kosa kata Bahasa Jawa ada dua arti dari kata pawon, yaitu pawon yang berarti tungku untuk memasak dan bagian rumah yang terpisah dengan rumah utama, yang berfungsi sebagai dapur.
Awalnya pawon terbuat dari bahan yang sederhana, yaitu batu yang ditata. Bagian depan pawon berlubang, berfungsi untuk memasukkan kayu. Kuali atau panci diletakkan diatasnya setelah kayu terbakar.
Setelah mengenal batu bata, banyak pawon yang terbuat dari bata yang ditata. Pawon batu bata terlihat lebih rapi karena ukurannya yang sama. Agar antara satu bata dengan lainnya dapat melekat, biasanya disambung dengan abu yang dicampur air.
Abu yang dipilih berasal dari pembakaran kayu yang kuat dan padat sehingga abu yang dihasilkan juga bersifat padat. Lem sederhana ini cukup untuk menyatukan batu bata dan menghilangkan celah antar bata yang menyebabkan api tidak stabil.
PERABOTAN RUMAH TANGGA ZAMAN MODERN
–> Kompor Gas
Zaman sekarang, penggunaan kompor gas lebih diminati masyarakat, karena prosesnya yang sangat cepat dibanding menggunakan pawon. Tapi selain kompor gas, masyarakat juga ada yang menggunakan kompor listrik.
Kompor adalah perapian untuk memasak yang menggunakan minyak tanah, gas, atau listrik sebagai bahan bakar. Kompor mempunyai ruang tertutup atau terisolasi dari luar sebagai tempat bahan bakar diproses untuk memberikan pemanasan bagi barang-barang yang diletakkan di atasnya. Kompor yang biasanya digunakan untuk masyarakat menengah biasanya menggunakan LPG lubang kecil pada LPG ditancapkan regulator yang ada selangnya lalu disambungkan ke kompor. Sedangkan kompor listrik merupakan kompor tanam yang bekerja dengan cara mengalirkan arus listrik melalui kumparan logam yang ada di bawah permukaan kaca atau keramik. Arus listrik ini nantinya akan mengirimkan panas yang digunakan untuk memasak melalui permukaan kaca dengan menggunakan energi inframerah.
PERUBAHAN SOSIAL GAYA BUSANA
Pada zaman dahulu, sangat wajar apabila para wanita muda menggunakan kebaya sebagai pakaian sehari-hari atau pakaian bekerja.
Namun saat ini, penggunaan kebaya rata-rata hanya pada acara atau event tertentu saja, misalnya pada Hari Kartini. Meskipun begitu, kebanyakan lembaga atau sekolah telah memberlakukan adanya aturan untuk mengenakan baju tradisional pada hari tertentu.
Berikut ini adalah contoh pakaian yang di kenakan zaman dulu:
Orang-orang zaman dulu lebih sering memakai kebaya untuk kegiatan sehari-hari bahkan para petani pun menggunakan kebaya untuk bertani. Kebaya merupakan pakaian resmi wanita yang dipakai pada zaman dulu.
Kebaya adalah pakaian tradisional yang berasal dari Jawa. Biasanya kebaya dipakai dengan bawahan jarik, yang bermotif batik. Sebutan kebaya merupakan kata yang berasal dari abaya yang artinya jubah atau pakaian pakaian identik yang dipakai perempuan Indonesia melambangkan kesederhanaan, keanggunan, kelembutan, dan keteguhan perempuan Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda, Kebaya digunakan sebagai busana resmi wanita Eropa. Saat itu, kebaya hanya menggunakan bahan tenun mori.
Pada abad ke-19, kebaya menjadi pakaian sehari-hari bagi semua kelas sosial. Baik perempuan Jawa maupun peranakan Belanda. Di masa kemerdekaan, kebaya dan kain batik menjadi simbol perjuangan dan nasionalisme. Nilai dan status kebaya kembali naik dan dijadikan sebagai busana di acara resmi maupun kenegaraan.
Kebaya memiliki makna memikat, menarik hati, indah dan mempesona. Terlepas dari sejarah naik turunnya pamor kebaya, perkembangan kebaya sangat bervariasi.
Contoh Pakaian yang dipakai pada zaman modern:
Seiring berkembangnya arus globalisasi saat ini membuat masyarakat Indonesia hampir kehilangan kebudayaan mereka sendiri terutama di kalangan remaja, karena banyak remaja yang menganggap budaya yang dimiliki bangsa sendiri adalah budaya yang kuno dan tidak sesuai dipakai pada zaman sekarang, salah satunya dalam bidang berpakaian.
Tentu sangat berbeda gaya berpakaian masyarakat Indonesia zaman dulu dan zaman sekarang, kalau dulu masyarakat Indonesia hanya menggunakan pakaian-pakaian sederhana (tradisional) seperti batik, jarik, dan kebaya sebagai ciri khas budaya lokal. Tetapi saat ini masyarakat Indonesia cenderung menggunakan pakaian yang cenderung menirukan gaya berpakaian orang luar. Contoh gambar diatas adalah gaya berpakaian Korean Style. Gaya hidup masyarakat terus berkembang seiiring dengan perkembangan jaman yang banyak dipengaruhi oleh globalisasi dan modernisasi.
PERUBAHAN SOSIAL ARSITEKTUR BANGUNAN
Contoh Bangunan Rumah zaman dulu:
Rumah dengan nuansa tradisional yang berbahan dasar kayu jati. Dengan lantai yang masih beralaskan tanah dan pintu yang masih menggunakan triplek.
Pada jaman dulu rumah hanyalah sebagai tempat orang-orang beristirahat dengan nyaman dan bersifat pribadi. Rumah pada jaman dulu disebut dengan desain tradisional, jadi desain rumah mengikuti dari tradisi tradisional baik itu dari jawa, Kalimantan, irian, Maluku dan masih banyak lagi lainnya.
Untuk desainnya sendiripun rumah dulu cenderung mempunyai atap yang segitiga yang membumbung tinggi, mempunyai halaman yang luas, dengan plafon yang tak terlalu tinggi, dan hanya mempunyai satu lantai.
Untuk teknologinya juga masih mengaplikasikan teknologi primitif karena jaman dulu tak atau belum mengetahui besi dan kaca. Oleh karena itu bangunan masih banyak yang mengaplikasikan kayu dan daun, semua belum ada seperti genteng beton apa lagi dengan dak beton.
Contoh Bangunan rumah zaman modern:
Rumah ini berbentuk persegi dengan denah rumah yang berliku-liku. Walaupun rumah tersebut sedikit tidak mewah, tapi rumah ini sudah termasuk rumah dengan design modern.
Arsitektur rumah yang sudah modern dengan tatanan ruang yang luas. Menjadikan rumah tersebut berkesan lebih modern. Tampak memiliki teras yang luas dan bisa dijadikan parkiran motor serta pertemuan para tamu. Terdapat 4 kamar didalam rumah tersebut, serta peralatan rumah seperti televisi, kulkas, mesin cuci, kipas angin. Terdapat kamar mandi dalam yang menggunakan shower. Lantai yang berbahan dasar keramik, kursi yang terbuat dari kayu jati. Rumah ini berbahan dasar batu bata dan pasir yang dicampur semen.
PERUBAHAN SOSIAL TRANSPORTASI/TEKNOLOGI
A. Perubahan Teknologi
Perubahan teknologi ditandai dengan konsep modernisasi yang merupakan suatu proses transformasi dari suatu arah perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat dalam berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa modernisasi adalah proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju, dimana dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Contoh teknologi yang digunakan pada zaman dulu:
Telepon zaman dulu atau lebih dikenal engkol dengan bentuk kotak persegi panjang disertai tombol nomor dibagian tengah.
Telepon adalah pesawat dengan listrik dan kawat, untuk bercakap-cakap antara dua orang yang berjauhan tempatnya. Kebanyakan telepon beroperasi dengan menggunakan transmisi sinyal listrik dalam jaringan telepon sehingga memungkinkan pengguna telepon untuk berkomunikasi dengan pengguna lainnya.
Penggunaan nya pun terbatas, belum secanggih sekarang. Bahkan jika kita menggunakan alat ini, jangkauan tidak terlalu luas.
Contoh Teknologi zaman modern:
Hp yang digunakan tersebut adalah hp keluaran modern, dengan fitur-fitur canggih yang tersedia didalam. Terdapat remote untuk mengontrol beberapa barang elektronik, seperti tv, kipas angi, AC, dll.
Handphone atau sekarang yang lebih dikenal dengan smartphone, memiliki fungsi yang sangat canggih. Handphone Redmi 10c memiliki keunggulan yang luar biasa. Dengan fitur-fitur canggih yang melengkapi handphone tersebut. Ponsel ini hadir dengan chipset Snapdragon 680 yang secara performa kalah dari Snapdragon 675 di Redmi Note 10 atau Mediatek Helio G96 di Redmi Note 11s.
Namun, Xiaomi, langsung menunjukan tajinya ketika mereka merilis Redmi 10C. Ponsel ini berada di kelas harga Rp1 jutaan. Di kelas harga ini, tidak ada ponsel yang hadirkan chipset Snapdragon 680, kecuali Redmi 10C.
Karena penggunaan Snapdragon 680 ini, Redmi 10C malah dianggap lebih menarik jika dibandingkan Redmi Note 11. Namun, tentu saja Redmi 10C bukan ponsel yang sempurna.
Perubahan Sosial pada Transportasi
kehadiran transportasi modern membuat mobilitas masyarakat daerah pelosok menjadi lebih mudah bepergian ke daerah lain. Masyarakat dari daerah lain atau perkotaan juga semakin mudah untuk datang ke daerah pelosok sehingga dimungkinkan adanya pertukaran wawasan dan budaya.
Hadirnya transportasi modern membuat kendaraan tradisional semakin tersingkir karena masyarakat memilih kendaraan modern yang lebih cepat dan efisien. Masyarakat lebih memilih transportasi modern karena lebih cepat sampai tujuan dan menghemat waktu.
Contoh Transportasi zaman dulu:
Sepeda ini dulu sering digunakan untuk alat bepergian/kegiatan zaman dulu.
Dipotret oleh Sheilla Dwi Wijayanti (13/09/2023). Sepeda tersebut milik bapak Zaenuri yang bertempat tinggal di RT 01 RW 01 Desa Wuwur, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Sepeda Onthel atau juga disebut sebagai sepeda unta, pit kebo, atau pit pancal adalah sebuah tipe sepeda standar dengan ban ukuran 28 inchi yang biasa digunakan oleh masyarakat perkotaan sampai akhir tahun 1970-an.
Sepeda onthel mengacu pada sepeda desain Belanda yang bercirikan posisi duduk tegak dan memiliki reputasi yang sangat kuat dan berkualitas tinggi. Karakteristiknya adalah terdapat rumah rantai tertutup atau katengkas dengan gigi yang tidak bisa diubah dan biasanya terdapat dinamo di bagian roda depan untuk menyalakan lampu. Sepeda ini juga dilengkapi rem drum atau rem tromol untuk pengereman.
Contoh Transportasi zaman modern:
Salah satu contoh dari kendaraan zaman modern. Motor Sport Suzuki GSX-R150 adalah motor keluaran terbaru dari produk Suzuki
Sepeda motor adalah kendaraan atau alat transportasi yang menggunakan roda dua sampai roda tiga. Sepeda motor menggunakan sumber tenaga bahan bakar gasoline, tenaga listrik, atau gabungan tenaga bahan bakar dan listrik (hybrid).
Motor tersebut biasanya digunakan untuk para pembalap. Tapi bisa juga digunakan untuk kendaraan kesana kemari.
Motor sport banyak diminati oleh masyarakat berbagai kalangan.
Pasalnya motor sport sering jadi kendaraan touring karena cocok melewati segala medan.
Segmen motor sport begitu ramai dengan berbagai tipe dan merek motor.
Blog ini diketik oleh:
1. Wirda Nur Abidah XII IPS 4(36)
2. Fadilah Naisa Nuraini XII IPS 4(14)
3. Sheilla Dwi Wijayanti XII IPS 4(32)
